VERTICAL RESCUE DASAR


Vertical Rescue adalah usaha pertolongan yang dilakukan pada medan-medan vertikal. Usaha pertolongan ini sebenarnya memerlukan keterlibatan beberapa pihak/ aspek. Aspek medis, komunikasi, teknik dan masih banyak lagi. Pada kesempatan ini kita hanya membahas masalah teknik, yaitu masalah evakuasi pada medan-medan vertikal. Pada proses pertolongan ini ada beberapa hal yang harus selalu kita ingat :
a  Safety Procedure
Safety procedure adalah prosedur untuk keselamatan korban maupun penolong sendiri selama      proses    evakuasi, biasanya merupakan perhitungan jumlah pengaman yang terpasang.
b.Prinsip pemindahan beban
Prinsip pemindahan beban adalah berbagai kondisi dan cara yang harus dilakukan untuk      memindahkan beban baik dari suatu lintasan tali ke lintasan yang lain maupun pemindahan beban korban ke penolong. Untuk dapat melakukan hal di atas kita harus terlebih dahulu mengetahui peralatan yang kita pakai, baik jenis, fungsi, maupun prinsip kerja dari peralatan tersebut.
c.Kasus beban
   Kasus yang paling besar ditemui pada suatu operasi vertical rescue adalah beban, terutama pada saat   evakuasi korban ke atas (lifting). Dengan beberapa sistem yang ada kita bisa mengurangi beban selama proses evakuasi.
d. Instalasi yang dibuat baru selalu memperhitungkan arah gaya yang ada atau yang harus diciptakan.
    Arah gaya yang dimaksudkan adalah berhubungan dengan bentuk instalasi yang dirancang, hal ini digunakan untuk memperhitungkan gaya yang harus diciptakan untuk mengangkat korban ke atas, dan berhubungan dengan kekuatan tambatan serta peralatan.

 Peralatan Vertical Rescue
   Dalam sebuah instalasi vertical rescue ada beberapa peralatan tambahan yang digunakan. Peralatan ini dipakai untuk tujuan dan kondisi yang berbeda. Peralatan tersebut berupa :
a.  Pulley
     Alat ini berupa sebuah katrol (kerekan), dan mempunyai fungsi sebagai :
  1. Pembelok arah  lintasan yang bergerak, yaitu untuk “ Human Deviation dan Adjustable Pulley    Rig“  .
  2. Tambatan atau tempat menggantungkan korban/ penelusur ketika melewati lintasan horisontal
  3. Membelokkan arah gaya dan untuk memaksimalkan gaya yang diciptakan.
  4. Meringankan beban yang ditarik.
Ada beberapa macam pulley yang biasa digunakan :
1.   Ultra Legere Pulley
      Pulley jenis ini hanya berupa roda, tanpa as penyangga. Pemakaian pulley ini harus dengan menggunakan hart atau oval carabiner. Digunakan untuk kedaan darurat saja, seperti transfer barang, adjustable pulley rig.
2.   Oscillante Pulley
      Pulley jenis ini sangat ringan, mempunyai dua sisi pengapit (pipi) yang bisa bergerak, dipakai dengan oval carabiner. Digunakan untuk menarik beban yang tidak terlalu berat. Biasa digunakan untuk membelokkan arah tali pada Z-rig system, adjustable pulley rig maupun membuat human deviation.
3.   Tandem Pulley
      Jenis ini mempunyai sisi yang tidak bisa bergerak. Berbentuk seperti penggabungan dua buah fixe pulley.  Pulley ini digunakan untuk pengurangan beban yang ditarik, dan paling ideal digunakan untuk tyrolean karena akan memperkecil sudut diantara dua sisi tali yang mendapat gaya, dan memperkecil friksi antara roda dengan tali.
4.   Fixe Pulley
      Pulley dengan kedua sisinya tidak bisa bergerak, dipasang dengan menggunakan oval carabiner. Biasa digunakan untuk membuat perangkat hauling, tambatan korban/ penelusur pada tyrolean, maupun untuk model instalasi rescue yang lain.
5.   Rescue Pulley.
      Mempunyai dua sisi yang bisa bergerak, dengan lobang untuk penambatan carabiner lebih lebar dan berbentuk segitiga sama sisi, dirancang untuk dapat dipasang tiga carabiner. Jenis ini paling kuat untuk proses penarikan beban yang berat, dan variasi instalasi rescue yang lain.

Kita harus tahu prinsip kerja dari pulley, walau berupa roda yang bergerak, tapi tetap  mempunyai friksi (fs). Sebagai contoh ketika ada benda dengan berat (P) 80 kg kita bisa mengangkatnya langsung dengan gaya F=P, tetapi dengan menggunakan pulley yaitu membelokkan arah tali (seperti menimba) kita memerlukan gaya sebesar  F = P + fs .
      Agar kita dapat mengangkat beban dan hanya memerlukan setengah atau bahkan kurang dari   gaya normalnya (Fx=0.5 Fn) kita perlu untuk membuat sebuah instalasi khusus. 
      Disamping hal tersebut diatas masing-masing pulley juga mempunyai “Working Load “ dan “Breaking Load”. Working Load yaitu beban maksimal atau gaya maksimal yang bisa diterima pulley agar bisa bekerja normal, sedang breaking load yaitu beban maksimal yang menyebabkan pulley tersebut rusak/ patah.
1.  Ascender
Dalam SRT alat ini digunakan sebagai alat untuk memanjat tali. Dalam instalasi vertical rescue alat ini berguna sebagai pengunci tali (hauling), penarik beban dan ascending belayer.
2. Descender
Dalam SRT alat ini digunakan sebagai alat untuk menuruni tali (descending). Dalam instalasi vertical rescue alat ini digunakan dalam instalasi lowering, maupn descending belay.
3.  Roll Module
Dalam suatu pembuatan lintasan/ instalasi rescue kita juga harus selalu memperhatikan keamanan alat, salah satunya adalah tali. Untuk menghindari gesekan tali dengan tebing dalam penelusuran  goa kita biasa menggunakan padding, ataupun memasang variasi anchor (intermediete, deviation).

Dalam instalasi rescue kita friksi bisa kita hilangkan dengan variasi anchor. Di sini pemakaian  padding tidak bisa selalu digunakan, karena sebagian tali yang harus dilindungi adalah tali yang bergerak. Dalam kasus seperti ini kita bisa menggunakan “Roll Module”, alat ini berfungsi sebagai pelindung, mengarahkan tali, maupun landasan untuk tali yang bergerak. Alat ini berupa berbentuk seperti kotak yang didalamnya ada roller (tabung berputar).

e.    Peralatan Rigging
Hampir semua peralatan rigging digunakan untuk pembuatan lintasan vertical rescue. Yang perlu diperhatikan dan perlu pertimbangan adalah perhitungan kekuatan,  baik tambatan maupun peralatan yang digunakan. Dalam hal ini diperlukan kekuatan ekstra, karena dalam kondisi tertentu ada hal-hal yang memungkinkan lintasan yang dipakai harus mendapat beban yang lebih besar. Dalam lintasan rescue  anchor deviasi menggunakan pulley karena tali yang ditarik keluar dari arah titik friksi, bergerak ketika ditarik/ diulur.

II.  Instalasi Vertical  Rescue
      
      Lintasan rescue yang dibuat harus bisa menyesuaikan berbagai bentuk medan yang ada, baik pada medan vertikal, maupun horisontal. Dalam membuat lintasan rescue kita harus bisa menentukan instalasi apa yang akan kita pergunakan. Instalasi ini juga bisa berarti gerakan dasar pada sebuah lintasan vertical rescue. Pada dasarnya ada tiga macam instalasi yang biasa               di gunakan :
 Instalasi Hauling
      Hauling adalah sebuah instalasi yang digunakan untuk menarik korban kearah tertentu, baik mendekati ataupun menjauhi  hauling anchor. Instalasi ini biasanya terdiri atas serangkaian alat  berupa pulley (fixe), ascender (basic/ hand jammer), dan oval carabiner. Pulley berfungsi sebagai pembelok arah tali dan tempat bergeraknya tali, ascender berfungsi sebagai pengunci gerakan tali.
Prinsip kerjanya adalah saat tali ditarik, maka  tali yang dibelokkan pada pulley akan bergerak, dan agar tali tidak bergerak ke arah yang berlawanan maka digunakan ascender sebagai pengunci. 
Instalasi Lowering
       Lowering adalah instalasi yang digunakan untuk mengulur korban kearah tertentu, dengan gerakan menjauhi maupun mendekati lowering anchor. Peralatan yang digunakan adalah descender (bobbin, auto stop,  figure of eight dll). Pemilihan jenis descender tergantung dari beban yang akan diterima descender. Untuk beban yang besar pilih jenis descender dengan friksi yang lebih besar.
 
C.  Instalasi Belaying
      Adalah sebuah instalasi yang digunakan untuk melakukan atau memberikan back up atau pengamanan yang berlebih. Instalasi belaying bisa bekerja dan memakai instalasi hauling maupun lowering. Perbedaannya adalah bahwa instalasi ini tidak mendapat beban langsung. Karena berfungsi sebagai back up/ cadangan, instalasi ini lebih baik menggunakan tali dinamik.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Youth Volunterr Competition (YVC) Ke-IV PMR WIRA (SMA) Se-Jawa Tengah dan KSR Unit PT Se-Kota Semarang

29 PMR WIRA Se Jawa Tengah dan 9 KSR Unit Perguruan Tinggi Se Kota Semarang Ikuti Lomba YVC KSR UPGRIS

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional